PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MTsN 1 KOTABARU

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena kenakalan siswa yang akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan, seperti: tawuran antar pelajar, pergaulan bebas dikalangan remaja, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya, dari permasalahan tersebut para guru khususnya guru Akidah Akhlak memiliki tugas dan peran untuk membina akhlak siswa. Dalam hal ini peneliti membahas terkait Peran Guru Akidah Akhlak Dalam membina akhlak siswa MTsN 1 Kotabaru.
Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana peran guru Akidah Akhlak dalam membina akhlak siswa MTsN 1 Kotabaru? (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi guru Akidah Akhlak dalam membina akhlak siswa MTsN 1 Kotabaru?
Skripsi ini disusun berdasarkan data lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan study dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa uraian dan gambaran data-data yang terkumpul secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya.
Hasil penelitian ini adalah guru Akidah Akhlak mempunyai peran dalam membina akhlak siswa. Peran guru Akidah Akhlak yang pertama ialah sebagai teladan (contoh), peran yang kedua ialah sebagai pembimbing, peran yang ketiga ialah sebagai penasehat, peran yang keempat ialah sebagai korektor, dan peran yang kelima ialah sebagai insprirator. Adapun yang menjadi faktor pendukung guru Akidah Akhlak dalam membina akhlak siswa yang pertama ialah adanya kerjasama antara guru Akidah Akhlak dengan semua guru mata pelajaran dalam membina akhlak siswa. Faktor yang kedua ialah faktor kepribadian siswa yang baik, seperti siswa yang mudah mengikuti perintah gurunya dan siswa yang tidak pernah melanggar peraturan sekolah. Faktor yang ketiga ialah adanya sarana dan prasarana yang memadai misalnya tempat ibadah yang digunkan untuk melaksanakan kegiatan keagamaan. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat yang pertama ialah kurangnya pengawasan dari pihak sekolah. Dan faktor penghambat yang kedua ialah kurangnya kerjasama antara guru dan orang tua siswa.